Selasa, 03 Desember 2013

Pantun Sunda

 ( Manusia dan Keindahan )

Pantun Sunda merupakan seni pertunjukan cerita sastra Sunda lama yang disajikan dalam paparan, dialog, dan dinyanyikan. Seni pantun dilakukan seorang juru pantun diiringi kacapi yang dimainkannya sendiri. Seni pantun Sunda berbeda dengan pantun Melayu yang serupa sisindiran dalam tradisi Sunda (puisi yang terdiri dari dua bagian, sampiran dan isi).

Dalam naskah Siksa kandang Karesian (1518M) dipaparkan pantun digunakan sejak zaman Langgalarang, Banyakcatra, dan Siliwangi. Asalnya cerita pantun seputar kisah kegagahan raja-raja di atas. Pada perkembangannya cerita pantun terus bertambah. Kita pasti tak asing dengan Lutung Kasarung, Langgasari, Ciung Wanara, Mundinglayadikusumah, Dengdeng Pati Jayaperang, Ratu Bungsu Kamajaya, Sumur Bandung, Demung Kalagan, dll. Seni tua usianya ini melahirkan beberapa ahli pantun seperti Rd. Aria Cikondang dari Cianjur (abad 17), Aong Jaya Lahiman dan Jayawireja (abad 19), Uce dan Pantun Beton Wikatmana dari Bandung (awal abad 20) dan Ki Buyut Rombeng dari Bogor.

Dalam Video Pantun Sunda, menjelaskan tata cara ber Pantun Sunda antara lain diharuskan untuk lancar berbicara, berbicara dengan bahasa yang polos, diungkapkan dengan ringkas dan dibumbui dengan kata kata jenaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar