Minggu, 01 Desember 2013

Wayang Kulit

 (Manusia dan Tanggung Jawab)

Tentang wayang kulit “lakon sanghyang jagat sakti”, saya dapat menyimpulkan hubungan antara manusia dengan tanggung jawab serta pengabdian. Sebelum saya melanjutkan saya akan menceritakan secara singkat asal mula wayang.

Wayang sendiri merupakan seni pertujukan tradisional asli indonesia dan banyak ditemukan di pulau jawa. Kata wayang sendiri berasal dari kata “Ma Hyang” yang berarti menuju kepada roh spiritual,dewa dan tuhan Yang Maha Esa.

Wayang merupakan salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Budaya wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan juga seni perlambang. Budaya wayang , yang terus berkembang dari zaman ke zaman, juga merupakan media penerangan, dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan.

Lakon sanghyang jagat sakti mengisahkan tentang perjuangan dan pengabdian seorang raden dari pulau jawa kepada Negara Armata Pura.
Raden tersebut mendapat perintah dan tanggung jawab dari sang patih Negara Armata Pura untuk merebut beberapa wilayah di pulau jawa. Wilayah-wilayah tersebut adalah DKI Jakarta, Daerah istimewa Yogyakarta, Jateng, Jatim, dan Jabar. Dia juga mengemban tanggung jawab kepada negara yaitu untuk membangun negara itu sendiri sebaik mungkin. Serta Raden dalam agenda kegiatannya ingin membangun Negara dalam jangka panjang, dan mensejahterakan rakyat. Dengan prinsip kehidupan yang di lakoni sesuai UUD 1945, Pancasila, Proklamasi dan 17 Agustus 1945 sebagai penyemangat bangsa.

Dari lakon wayang kulit yang dibawakan oleh Ki Rd Yusup Sulton saya dapat melihat sang raden yang mendapat tugas dari patih Negara Armata Pura memiliki tanggung jawab yang beradab. Karena ia rela mengabdi kepada masyarakat untuk mensejahterakannya. Serta tanggung jawabnya yang besar terhadap negara dan menyerahkan semuanya kepada tuhan Yang Maha Esa. Tanggung jawab inilah yang dijadikan sebagai perwujudan kesetiaan, kasih sayang dan norma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar